dwicri-j. Diberdayakan oleh Blogger.

Beethoven Virus - Ep 7

Hari ini hari pertama latihan Sukran City Orkestra dimulai. Maestro Kang sudah hadir. Tapi dia belum melihat Gun Woo hadir di sana. Lalu maestro Kang dikejutkan oleh hadirnya Du Ru Mi dan teman-teman dari orkestra lamanya lewat pintu belakang. Maestro akhirnya sadar bahwa mereka adalah pemain pengganti yang diusulkan Gun Woo. Gun Woo lalu datang belakangan. Maestro Kang menegurnya karena terlambat

"Ayo kamu cepat duduk di tempatmu!", kata mestro Kang menyuruh Gun Woo

"Tidak tempatku di sini bersama mereka", sahut Gun Wo dengan tersenyum menantang.





Teman-temannya kaget tak menyangka Gun Woo berbuat seperti itu. Maestro kesal karena merasa Gun Woo membangkangnya. Maestro Kang lalu memaksa Gun Woo dan teman-temannya keluar dari ruangna latihan.

Di luar baik bibinya dan juga Bae Yong Gi khawatir dan tak mengerti jalan pikiran Gun Woo yang malah mau cari masalah lagi.



"Aku khan membalaskan dendammu Hyung", kata Gun Woo tersenyum pada Bae Yong Gi.
Gun Woo mendapat sms dari Du Ru Mi dia lalu pergi mencari Du Rumi

Kakek Kim Gab Young berinsiatif membagikan partitur untuk latihan bagi para pemain pengganti seperti mereka

"Apa kalian mau diam saja? paling tidak kita harus menunjukkan kemampuan kita jikalau nanti dibutuhkan", ajaknya. 
Kim gab Young lalu membagikan partitur Beethoven Symphony no 9 choral.
"Dari hasil survey Du Rumi, inilah komposisi yang paling dinanti penonton", tambah kakek Kim.
Kakek Kim menyuruh mereka untuk menyisihkan waktu sehari untuk latihan bersama tapi tanpa sepengetahuan maestro Kang

Maestro Kang keluar ruangan mencari Gun Woo. Dia bertanya pada pemain2 di luar
"Tadi dia keluar mencari Du Rumi"

"Tolong jangan terlalu memarahi dia, dia masih muda", saran kakek Kim

"aku tidak menyalahkannya, aku menyalahkan jariku yang memanggil dia untuk audisi", jawab maestro Kang.

Di luar Ru Mi memarahi Gun Woo, karena menurutnya Gun Woo menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan maestro Kang padanya.

"Apa kamu takut dan minder karena sekarang dikelilingi para profesional yang semuanya bagus?", sindir Ru Mi "Apa kamu lebih nyaman menjadi kepala ular dari pada ekor naga?"

(kalau di ungkapan kita lebih memilih ikan besar di kolam kecil dari pada ikan kecil di kolam besar, jadi gun woo menurut rumi takut jadi ikan kecil di kolam besar)

"Aku ingin bermain gembira bersama teman2ku belajar conducting bukan jadi pemain tetap di sana", jawab Gun Woo



"Mengapa kamu tidak berusaha dengan mendaki dari sana tapi malah memilih merangkak dari bawah?!", sindir Rumi

"Kau mengapa jadi marah kepadaku?"gun woo heran

"Marah? tadinya aku bangga, lalu iri padamu karena kamu punya bakat dan kemampuan yang tak kumiliki. Tapi sekarang aku tahu kamu ini tidak punya ambisi dan juga tolol"

Maestro Kang sudah beberapa saat mendengarkan pembicaraan mereka berdua, akhirnya dia memotong
"Du Rumi mengatakan hal yang bagus yang ingin kukatakan", komentar maestro Kang.

"Kau pikir kau kumaksukkan ke orkestraku karena bakat dan kemampuanmu? Kau salah, karena bakatmu masih kurang maka aku masukkan supaya kau bisa mengejarnya", tambah maestro Kang

Maestro Kang lalu menyalahkan Gun Woo dan memecatnya dari orkestranya.

"Seperti yang Ru Mi katakan lagi kamu tidak punya ambisi, keinginan dan tekad yang membara", sindir maestro Kang sambil menekan tongkat konduktornya ke perut Gun Woo "Kau hanya mengedepakan kesetiakawan dan kepedulian khan?"



Gun Woo tak terima

"Menurutmu untuk mencapai ambisi itu hanya dengan tangan dan hati yang dingin?! aku akan buktikan kepadamu!", tekad Gun Woo

Du Rumi mendengar Gun Woo dipecat oleh maestro Kang. Dia ingin menghadap maestro Kang. Ru Mi menanyakan alasannya

"karena dia pemain pengganti aku boleh memecatnya kapan saja", kata maestro kang dingin
"Gun Woo dia anak yang cerdas kau tak perlu mengeluarkannya", protes Du Rumi

"Oh ya bahkan orang yang bodoh pun berhak bermain musik khan tapi main musik terlalu berlebihan untuk orang yang tuli khan?"

Maestro Kang jadi teringat sesuatu dia meminta hasil pemeriksaan kesehatan Ru Mi.
Rumi panik

"Buat apa hasil test jika aku dinyatakan benar-benar sehat", katanya gugup

Maestro Kang tak percaya begitu saja , dia menelepon sendiri dokter temannya itu. Ru Mi makin gugup.
Maestro Kang menanyakan hasil pemeriksaan Rumi

"penyakitnya serius. Ada tumor yang mengenai bagian auditorinya, tapi dia minta dirahasiakan ini darimu.", kata dokter

Maestro Kang kaget tapi dia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya di depan Du rumi. Dokter itu mengatakan tumornya harus diambil tapi nanti pendengarannya bisa terganggu.



"Tapi anak itu meminta kalau toh dia akan kehilangan pendengaran dia minta itu ditunda sampai dia merasa benar tak kuat atau tak bisa mendengar. Dia berkata dia ingin konser dulu selama dia masih bisa mendengar. Saya pikir anak itu tegar dan berpikir positif"

Melihat reaksi Maestro Kang yang baik Rumi mengira dokter itu merahasiakannya dari maestro Kang. Rumi lega.

Setelah Rumi keluar, maestro Kang diam dan tertegun mengingat perkataan temannya dokter tadi.



Saat bertemu Rumi lagi maestro Kang ingat perkataan temannya "Saya pikir anak itu tegar dan berpikir positif"

"Tidak kamu ini tolol dan bodoh!", katanya pada Ru Mi

Hubungan para pemain orkestra inti dan para pemain cadangan tidaklah harmonis. Bae Yong Gi sempat tak sengaja menjatuhkan denagn keras alat musik milik pemain inti. Dan hal ini menambak keributan antara mereka, terutama pemain frech horn yang tidak suka pada pemain lama. Pemain lama/cadangan dituduh mengalami inferiority complex dan bertindak tak wajar. Du Rumi dan kawan-kawan tak terima.

Keributan semakin menjadi saat Ha Yi Deun datang dan ikut bergabung dengan pemain cadangan. Ha yi Deun yang terbiasa rame khas anak remaja dirasa menganggu konsentrasi para pemain inti. Dia diprotes pemain frech horn inti.

Yi Deun yang berani tak terima. Dia balik mengata-ngatai mereka.

Keributan mereka ketahuan oleh maestro Kang. dia mengusir Yi Deun keluar.

Setelah dipecat oleh maestro Kang, Gun Woo mencoba untuk meminta menjadi murid maestro Jung Myung Hwan. Maestro Jung Myung Hwan kebetulan sedang ada pertunjukkan . Gun Woo telah membuat draft kalimat permohonannya yang dia harus sampaikan pada maestro Jung dan melatihnya di depan kaca di toilet pria. Ternyata pada saat yang sama maestro Jung sedang buang hajat di toilet.

Maestro Jung yang mendengar kata-kata Gun Woo heran

"Ada Kang Gun Woo yang belajar pada Kang Gun Woo?". lalu saat dia keluar dia berkata "Hey mengapa kamu diusir Kang Gun Woo?"

Gun Woo kaget setengah mati.

Gun Woo lalu menunjukkan permainan terompetnya di depan maestro Jung. Gun Woo membawakan "Flight of the bumblebee" yang berirama cepat dan nada kromatik yang sulit dengan benar.



Maestro Jung terkesan juga dengan Gun Woo apalagi saat mengetahui Gun Woo tidak punya pendidikan musik yang memadai.

Gun Woo bertanya apa betul dalam belajar musik kita tidak bisa melakukannya dengan kegembiraan.

"Mozart yang genius dia juga bermusik sambil bersenang-senang", kata maestro Jung.

Maestro Jung juga bercerita Mozart bisa menuliskan partitur Allegri's Miserere yang masa itu hanya dibawakan di gereja pada umur 14 tahun.

Maestro Jung ingin mengambil Gun Woo sebagai muridnya tapi dia harus bicara dulu dengan Maestro Kang.

Maestro Jung pergi menemui Maestro Kang di rumahnya (rumah gun woo juga). Maestro Kang terkejut melihat Jung Myung Hwan membawa serta Gun Woo dengannya. Gun Woo serba salah, maestro Kang tersinggung. Pembicaraan jadi kaku

"Aku memang sudah mengusirnya ambil saja dia!", maestro Kang emosi.

Maestro Jung meminta Gun Woo kembali berpikir dan memilih.

"Aku tidak mau dibimbing orang yang sudah tidak mau lagi menerimaku!", balas Gun Woo



Jung Myung Hwan minta memberikan waktu satu minggu kepada Gun Woo untuk berpikir sebelum dia pergi meninggalkan korea.

Gun Woo pergi ke luar rumah dengan kesal. Dia lalu bertemu Du Rumi. Rumi berusaha empati, dia juga menawarkan pekerjaan di sekolah musik kenalannya. Tapi Gun Woo sedang bad mood dan tak mau dikasihani

"Apa kau ini ibuku apa?!", Gun Woo jadi ketus

mereka hari itu bertengkar.



Keesokan harinya, Gun Woo merasa bersalah pada maestro Kang. Dia pagi itu jadi berbaik hati melayani dan mengantar maestro Kang. Di mobil dia berkata bahwa dia berpikir semalaman.

"Jika kau masih mau menerimaku tentu aku memilih tetap bersamamu", aku Gun Woo jujur
Tapi maestro Kang sudah terlanjur kesal.

"Kalau begiu etaplah berbaik hai padaku sampai saat kau pergi nanti!", jawab maestro kang dingin.

Ru Mi menemui maestro Kang. Maestro Kang bicara sesuatu padanya tapi Rumi tak mendengar suara apa-apa. Dia bingung tapi ternyata dia masih bisa mendengar musik yang diputar dari CD player. Ru mi sadar maestro Kang mengerjainya.

"Kau  mengerti ucapanku tadi tidak? kau harus mulai berlatih mengerti omongan dari membaca gerakan bibir seseorang", sindir maestro Kang

Dia lalu memberi sekotak permen pada Rumi. Tapi dia menambahkan permen itu sudah kadaluarsa.
Ru Mi bertambah kesal, tapi ketika dia lihat isinya sudah diganti jadi permen karet.

Ru mi meng sms maestro Kang

"Ini khan permen karet bukan permen"

Maestro kang membacanya dia lalu balas meng-sms sambil tersenyum-senyum (baru ngeliat Engkang senyum nih)

"makanlah siapa tahu tulimu bisa sembuh karena makan permen itu"

Maestro Kang lalu membuka komputernya dia membaca ulasan dan artikel tentang penyakit yang diderita Du Rumi.


(ternyata diem-diem perhatian)

Maestro Kang memanfaatkan perasaan bersalah Gun Woo untuk minta tolong bermacam-macam hal. Gun Woo walau kepayahan tapi tidak mau mengeluh. termasuk mencari pesanan wine yang susah ditemukan di kota itu. Maestro Kang tidak menemukan buku musiknya. Dia menelepon Gun Woo. Ternyata gun woo meminjamnya dia minta maesto kang mengambil sendir di kamarnya karena dia sibuk berbelanja keperluan maestro kang. Maestro Kang baru kali ini ke kamar Gun Woo yang berantakan itu. Di meja tulis, maestro Kang menemukan lembaran musik yang ditulis oleh Gun Woo. Dia membacanya dan sadar bahwa itu Allegri's Miserere.

Gun Woo pulang ke rumah. Dia langsung dipanggil maestro kang.

"Kau menulis  Allegri's Miserere ini menyalin atau dari mendengarkan?"

"aku mendengarnya", jawab gun woo

"Kau mau sok seperti mozart belajar dengan cara itu?!. memang berapa kali kau mendengarnya"

"satu kali , tapi aku tidak berhasil menuliskan bagianterakhirnya", jawab gun woo tenang.

maestro kang sempat tertegun tapi dia gemas dengan cara belajarnya. Maestro Kang ingin langsung mengajari Gun Woo lalu  di depan pianonya dan menekan 2 tuts nada bersamaan

"Ini apa?"

"do dan sol", jawab gun woo

"chordnya apa? emang kau tidak belajar di sekolah dulu?!", maestro Kang gemas

"aku sering tidur waktu pelajaran musik", sahut Gun woo



Dia lalu menakan 2 nada lagi tapi gun woo hanya menyebut nada-nadanya bukan akordnya.  maestro kang memarahinya. Dia lalu menekan 3 nada tapi kembali gun woo salah menyebut akordnya dia hanya mengenal nada-nadanya saja.

Maestro Kang tidak sabar lagi dia menggebrakkan ke lima jarinya di atas piano karena kesal.
tapi Gun woo trenyata malah menjawabnya lagi dengan cepat dan juga kesal

"c, d, e mol, f kres, g kres. iya aku memang bodoh tidak tahu akord . kamu puas!", gun woo langsung pergi.



Maestro kang tertegun, dia melihat posisi jari-jari tangannya di atas piano yang tak sengaja tertekan tadi dan gun woo menyebutkan semuanya dengan tepat.

Maestro Kang di kamarnya begitu gelisah. dia berbicara sendirian.

"Anak itu punya bakat yang luar biasa, tapi dia tidak berbuat apa-apa dengan itu?!?" Maestro kang merasa begitu gemas pada Gun Woo padahal dia punya bakat alami yang membuat dirinya pun iri.

Tak lama kemudian ada tamu ke tempat mereka. ternyata maestro Kang mengundang Jung Myung Hwan untuk bertemu dengannya. Maestro Jung menebak pasti Gun Woo dan maestro Kang sedang ribut.

Maestro Kang berbicara secara pribadi dengan Jung Myung Hwan di ruangannya.

Setelah selesai mereka keluar. Maestro Jung bicara pada GUn Woo

"Gurumu secara resmi sudah menyetujui dan memberikanmu padaku. Nanti aku akan carikan sekolah yang tepat untukmu. Nanti kita bertemu di bandara ya", kata maestro Jung.

Gun Woo menelepon Rumi dari telepon umum.

"Ibu...", sapa Gun Woo iseng

"Gun woo ya. iya ada apa anakkku. ", balas Ru mi "kenapa? kau telepon dari telepon umum karena takut teleponmu tak diangkat olehku ya", sahut Ru Mi yang tahu Gun woo pasti merasa bersalah padanya.



Gun woo berkata bahwa dia akan pergi, mereka lalu berjalan-jalan malam itu. mereka berjalan bergandengan tangan.

"kamu pasti sedih ya maestro Kang memperlakukanmu demikian", kata rumi berempati
"dia berkata aku tidak berbakat", kata Gun Woo sedih (bohong padahal maestro kang jaim tuh)
Ru Mi tidak menyangka bahwa Gun Woo ternyata harus pergi mulai besok.

Mereka berdua lalu duduk di bangku di pinggir jalan
"waktu aku tahu rasa kamu menyia-nyiakan bakatmu aku rasanya ingin menamparmu. tapi sekarang ketika kamu serius dan mau pergi aku merasa berat ditinggalkan olehmu", kata Rumi

"aku juga sebenarnya berat mau pergi", jawab Gun Woo (deu.. ga mau pisah ma Du Rumi ya)

"Tapi aku punya instuisi yang tajam loh ketika pertama aku bertemu dengamu aku yakin kamu pasti bakal hebat", kata rumi bangga

"kalau begitu kamu bisa menebak ga apa yang akan terjadi satu menit lagi?", tanya Gun Woo. Dia lalu mendekat perlahan akan mencium Rumi

Ru mi mulai gugup

"terjadi apa ya..eee..ger...hana bubu..lan? kau.... menemukan uang?" gun woo semakin mendekat "aaa...tau ciuman", kata rumi gugup

Gun woo merasa lucu. dia tak jadi mencium malahan tertawa



"Harusnya yang seperti itu tidak kau jawab", katanya masih tertawa.

Rumi tak enak juga agak kecewa.

"Bagaimana kalau kita ulangi lagi", ajaknya berani.

Gun woo merangkul Rumi dan bergerak mendekatinya.

Saat hampir berciuman Rumi tiba-tiba kaget dan langsung berdiri.



Maestro Kang sedang berjalan-jalan dengan thoven  (anjingnya) ke arah mereka.

Maestro Kang menyindir mereka yang bermesraan di tempat umum (perasaanku langsung berkata mereka berdua tidak ditakdirkan bersama di sini).

"Kalian mau pamer hubungan kalian ya", sindirnya

"Kami tidak ada hubungan apa-apa kau, cuma suasana malam yang pas membawa kami....", jawab Rumi malu

"Thoven sepertinya mereka jadi ingin suasana romantis. ayo kita pergi", kata maestro Kang mengajak thoven pergi

Setelah maestro kang pergi. Gun Woo bertanya

"Jadi kita ini tidak ada hubungan apa-apa? kupikir kita berhubungan"

"oh maksudnku kita khan belum berpacaran secara serius", jawab Rumi canggung.

Gun Woo lalu mengatakan bahwa dia punya rekaman video konser mereka waku lalu.

Ru mi menonton VCD itu di komputernya. Saat melihat rekaman lagu pertama waktu dia tidak mendengar, dia teringat maestro Kang yang saat itu tiba-tiba bisa membuatnya tenang dan keluar dari kepanikannya



Keesokan harinya pagi-pagi sekali. Gun Woo sudah menyiapkan semua keperluan maestro Kang, dari baju-baju yang sudah dia cuci semua, bersih-bersih sampai meyiapkan sarapan.

Gun Woo  pamit tapi Maestro Kang hanya diam di kamarnya tidak mau keluar.

Gun Woo merasa tiba-tiba dia jadi ingin memperhatikan Kang Ma Eh. Gun Woo tetap bicara padanya walau pinu kamarnya ditutup.

"Guru, jangan lupa kau nanti harus makan ya, jika tidak bisa memasak, kau pesan masakann saja, itu lebih baik dari fast food. Dan jangan terlalu sering minum obat tidur, itu tidak baik. Lebih baik kau minum susu hangat saja ya", nasehat Gun Woo (dia mulai khawatir atau cerewet kayak emak-emak nih hehe)

Tapi kang mae eh tetap jaim tak mau keluar.

"Saya pergi guru"

Beethoven menyalak ingin mengantar gun Woo keluar tapi dia malah dimarahi Kang Ma Eh.

Di bandara, Gun Woo menelepon Ru Mi dia menitipkan maestro Kang pada Rumi. Gun Woo punya kakak seusiar Kang Ma Eh dia seperti menganggap Kang Ma Eh itu kakaknya sendiri.

Gun Woo lalu bertemu Maestro Jung. Gun Woo sudah siap menuju Busan. Dengan referensi dari maestro Jung dia akan mendaftar universitas di kampung halamannya. Maestro Jung lalu keceplosan berbicara tentang maestro Kang yang membuat Gun Woo penasaran.

"apa yang sebenarnya maestro Kang katakan tentangku?"

"Sebenarnya dia berkata hal ini jangan dikatakan padamu", kata maestro Jung sudah merasa ketahuan.

Maestro Jung lalu bercerita obrolannya saat berbicara berdua dengan Kang Ma Eh. Kang Ma Eh merasa bakat alami Gun Woo itu besar. tapi yang terlihat baru sedikit bagai puncak gunung es. Maestro Kang sendiri takut tidak bisa membimbing orang dengan bakat genius alami seperti Gun Woo.



"Aku takut dia nanti hanya jadi orang seperti. si hampir sempurna. alias hanya dapat A- (A minus)"

Kang Ma Eh tahu bahwa Jung MyunG Hwan yang terampil bersosialisasi bisa mencarikan kesempatan yang baik untuk Gun Woo. Dia meminta tolong pada rivalnya itu untuk mendidik Gun Woo.

"Aku baru kali ini mendengarnya meminta tolong", kata maestro Jung

Gun Woo tertegun mendengar cerita maestro Jung. Dia tak menyangka maestro Kang menilai dirinya seperti itu. Gun Woo mulai terlihat ragu. Maestro Jung tahu Gun Woo jadi ragu. Dia mendukung jika Gun Woo ingin kembali pada maestro Kang. Gun Woo lalu tidak jadi pergi dia berbalik dan berlari kembali pulang.



Dia pun semangat mengejar bis karena ingin cepat kembali.

Atas permintaan Gun Woo, Rumi menjemput maestro Kang yang sakit kakinya karena kelelahan berjalan-jalan dengan thoven sampai ke danau.

Maestro Kang lalu membicarakan soal pendengaran du rumi

"Tidak ada jalan untuk mengatasi pendengaranmu. Dokter itu temanku, kau tak bisa berbohong dariku

"Aku tahu, aku juga sudah ke rumah sakit lain dan semua dokter berkata aku akan tuli", kata Ru Mi pasrah
"Kamu ini tolol atau kamu belum bisa membayangkannya?!", Maestro Kang memarahi Rumi karena seperti tidak menyadari hal buruk yang bakal menimpanya



"Semua orang di sekelilingmu akan membisu, kau tidak mudah lagi bercakap-cakap, tidak bisa mendengar kicauan burung, suara ombak bahkan ada geledek atau mobil yang akan menabrakmu sekalipun kau juga tidak akan mendengarnya!", seru maestro kang mencoba menerangkan kemungkinan buruk yang diterima Ru Mi.

"Dan yang terutama musik dan biolamu itu semua akan hilang!"

"Aku tahu", Du Rumi mulai menangis

Tapi maestro Kang belum yakim rumi sadar akan hal buruk dan siap menghadapi semua itu.
Sedangkan Ru mi merasa maestro kang tidak tahu dia hati dia yang sebenarnya

Dia lalu menggambarkan hambatan besar yang akan dihadapi Rumi itu begitu menakutkan seperti jika dia tenggelam di danau di depan mereka.

"Lihat danau itu kotor, sangat dalam, dan tak berdasar, juga sangat sunyi, kau tidak bisa mendengar apa-apa, sampai kau putus asa sehingga kau mungkin ingin mati, dan tidak ada yang bisa membantumu. Tapi jika kau bisa mengatasinya kau akan kuat. jika tak percaya lompatlah ke sana", sindir maestro Kang.

Ru mi kesal dan panas dengan semua sindiran maestro Kang padanya.

"Aku akan buktikan", tantang Rumi

Dia lalu berlari menuju danau dan melompat terjun ke danau.





Maestro Kang terkejut, dia berteriak tak menyangka Ru Mi bertindak nekad.

0 Komentar:

Posting Komentar