Sinopsis Baby and Me Part 1
Genre: Comedy
Category: Korean Movie
Film Date: August, 2008
Cast : Jang Geun Suk, Cha Ye Ryeon, Jung Eui Chul
Lead Cast
Jang Geun Suk
as Joon-soo
Mason Mun
as Baby Woo-ram Han
Kim Byeol
as Byeol Kim
Sinopsis Baby and Me Part 1 :
Di sebuah pertokoan, Joon Soo dan kedua sahabat tengah memakan mie seduh. Mereka sengaja mengambil posisi tempat duduk menghadap jendela agar bisa melihat pemandangan di luar. Hhehee.. Mereka memakan mie dengan lahap, seraya mengomentari setiap wanita cantik yang lewat. Mereka hanya mengomentari fisiknya, memperkirakan tinggi badannya, kelangsingan dan kecantikannya. Setiap wanita yang memiliki kriteria yang bagus, mereka akan memberi bintang.
"Hey, bagaimana dengan dia? Dia sangat hot." Salah satu teman Joon Soo menunjuk wanita sexy yang lewat.
"Tidak juga." jawab Joon Soo.
"Lihat. Orang asing. Orang asing. Oh, ayah ibu!" Teriak teman Joon Soo.
Gadis berkebangsaan asing melintas di hadapan mereka, gadis itu memiliki kaki yang jenjang dan sangat glamour.
"Tidak tertarik." Joon Soo kembali menyeruput mie seduhnya.
"Bagaimanan dengan dia? Di sana! Wow." Teriak teman Joon Soo, lagi.
"Bukan mencari kecantikan, man." ungkap Joon Soo. "Bagaimana dengan dia? Sebelah kanan sana. Dia sangat sempurna." kata Joon Soo seraya menunjuk ke arah wanita gendut yang tidak cantik, tidak seksi, malah gadis gendut itu memiliki penampilan yang norak.
"Apa? Kau hilang ingatan?! Kau gila?!" seru teman Joon Soo yang lain.
"Mengapa tidak, man. Lihat wajahnya. Tidakkah dia tipe orang yang terlihat baik?" balas Joon Soo. "Ayo lah." Joon Soo berlari menghampiri gadis gendut itu.
Joon Soo memegang pundak gadis gendut itu. "Permisi." ujar Joon Soo dengan sopan.
Awalnya gadis itu merasa risih, tapi ketika melihat ke arah Joon Soo yang tampan (sangat), gadis gendut itu tersenyum manis pada Joon Soo. Ia sangat terpesona pada ketampanan Joon Soo hingga tas yang dipegangnya terjatuh.
"Ap.. apa?" gadis gendut itu gugup.
Joon Soo memegang ke dua tangan gadis gendut itu. Gadis itu kaget, "Oh, my.."
"Maaf jika aku mengganggu mu, tapi.. Bisakah aku meminta kemurahan hatimu?" Joon Soo tersenyum manis.
"Kemurahan hati?"
"Bisakah aku meminta ASI milikmu?" ungkap Joon Soo seraya menahan rasa malunya.
"apa?!" (hei, perempuan mana yang engga marah kalau diminta kayak gitu, oppa. hahaa)
"Aku tahu ini sangat memalukan! Ini bukan untukku." Joon Soo tersenyum salah tingkah. "Ini bukan untukku..."
Belum sempat Joon Soo melanjutkan kata-katanya, gadis gendut itu langsung menapar Joon Soo denngan lengan gemuknya.
"Memangnya apa aku ini? Apakah aku terlihat seperti perempuan gampangan di matamu? Kau terlihat seperti laki-laki baik-baik dan terlihat normal. Kenapa bukan kau saja yang menyusuinya?!" Gadis gendut itu memaki Joon Soo, ia langsung pergi menjauhi Joon Soo.
Joon Soo memegang pipinya kemudian ia bertolak pinggang. Joon soo kesal, ia amat kesal.
"Man, kau membuatku gila. Akankah ini membunuhmu jika kau hanya meminum susu formula?!" Joon Soo marah-marah, ia mengeluarkan botol susu bayi kemudian mengarahkannya ke arah pundaknya. Daan ternyata ada Joon Soo tengah menggendong bayi di pundaknya.
Baby woo-ram menangis, ia berkata pada Joon Soo. "Ayah, aku benci susu formula." Suara baby Woo-ram terdengar nge-bass. Hahaa.. Yang nge-dubbingnya bukan suara anak kecil tapi suara cowok.
"Berhentilah menangis!" Joon Soo mulai stress.
"Aku bilang ASI !" balas Baby Woo-ram. Kata-kata baby Woo-ram ini ibarat terjemahannya tangisan bayi. (lucuu)
"Kau membuatku gila!" ungkap Joon Soo.
"Adakah seseorang yang mau memberikankku susu ASI?!" Teriak Joon Soo, seraya menendang botol bayi ke langit. Scene ini terlihat dramatis, suara Joon Soo yang menggema dan botol bayi yang melayang ke langit, air susu yang ada di dalam botol itu tumpah. Tumpahan air susu itu punya efek berkilauan.
7 hari sebelumnya
Kedua sahabat Joon Soo terlibat perkelahian dengan orang-orang brandal. Tujuh belas orang lawan dua orang. Kedua sahabat Joon Soo mencoba untuk menghindari pukulan-pukulan, tapi mereka kewalahan menghadapi gang itu.
Seorang pengemudi motor datang, dengan motornya, ia mengacaukan kerumunan orang-orang yang berkelahi itu. Perhatian para gang berpindah ke arah pengemudi motor itu. Coba tebak siapa sang pengemudi motor itu? Joon Soo (Jang Geun Suk oppa.. taraaa). Joon Soo segera melancarkan serangannya, ia bertarung sendiri melawan 17 orang. Hei, pahlawannya di sini Jang Geun Suk, jadi otomatis Joon Soo (Jang Geun Suk oppa) menang.
Joon Soo terlihat kelelahan. Kedua sahabatnya menghampiri Joon Soo, mereka terlihat babak belur.
"Bukankah sudah kubilang untuk menghidar dari masalah?" Joon Soo memperingatkan mereka.
"Nah, man. Mereka yang memulainya duluan. Dan dia memukul kepalaku. Itu terasa sangat sakit, man!" kata salah satu teman Joon Soo.
Joon Soo dan ayahnya yang seorang pelatih karate berada di ruangan yang sepi. Ruangan itu seperti sebuah ruangan latihan khusus karate.
"Apakah kau seorang berandal?" tanya ayah Joon Soo.
"Tidak, pak." jawab Joon Soo, ia menunduk tidak berani menatap mata ayahnya.
"Lalu, kau mencoba untuk menjadi seorang pejuang seperti Fedor?" tanya ayah Joon Soo lagi.
"Tidak, aku hanya ingin ayah..." Joon Soo memberanikan diri untuk menatap mata ayahnya. Kata-katanya terputus,
"A..yah?!" geram ayah Joon Soo. Dalam suatu perguruan karate tidak boleh memanggil guru dengan sebutan lain, meskipun ada hubungan darah.
Ayah Joon Soo mengajak Joon Soo duel. Tentu saja Joon Soo kalah. Ayah Joon Soo membanting Joon Soo, ia mencekik leher Joon Soo dengan lengannya.
"Ayaaaaaaaah!!" teriak Joon Soo.
Joon Soo merasa sesak, ia mencoba untuk berontak tapi tenaga ayahnya lebih kuat.
Tiba-tiba, Ibu Joon Soo datang. Ia langsung menjewer kuping ayah Joon Soo. Ayah Joon Soo kesakitan.
"Apa yang sedang terjadi padamu? Kau benar-benar akan membunuhnya!" bentak Ibu Joon Soo pada suaminya.
"Kau sangat buruk!" sekarang giliran Joon Soo yang kena omel ibunya. "Jika kau hanya akan membuat masalah setiap waktu, cepat menikah dan memiliki seorang anak laki-laki yang memiliki watak sepertimu. Kau akan tau bagaimana menyakitkannya hal itu."
Di depan gerbang sekolah Joon Soo. Byeol Kim berdiri di depan gerbang sekolah, ia masih menggunakan piyama ayamnya. Ia tengah memperhatikan suasana didalam sekolah, hingga ia sadari ada sebuah motor yang datang ke arahnya. Byeol Kim hanya diam ditempat saat tau hal itu. Motor itu hampir saja menabraknya, tapi untungnya si pengedara motor segera mengerem, hingga terdengar bunyi decitan yang keras.
Si pengemudi motor membuka helmnya, seperti biasa dengan efek slowmotion jadi tambah dramatis. Byeol Kim hanya termangu saat tahu betapa tampannya Joon Soo.
Tapi Joon Soo malah berteriak ke arah Byeol Kim, "Kyaaa!! Hey!! Kau berharap untuk mati atau apa?!"
Byeol Kim masih terpana pada Joon Soo. Byeol menghampiri Joon Soo dan meraba bagian jantung Joon Soo.
Joon Soo risih, ia menepis tangan Byeol Kim. "Hah!! Apa yang kau lakukan?! Hey!"
Byeol Kim masih terkesima, ia mengelus pipi Joon Soo. Lagi-lagi Joon Soo menepisnya, "Apa-apaan kau ini?!"
Byeol Kim mengeluarkan handphonenya kemudian memotret Joon Soo, "Aku 01 0 2085 3055. Milikmu?" ujarnya.
"Apa-apaan kau?" Joon Soo turun dari motornya. Ia mengeluarkan uang untuk membayar parkir motor.
Joon Soo memanggil pedagang di samping jalan. "Yo, man!"
"Ya, pak." Jawab pedagang itu.
"Parkir."
"Dipakirkan di tempat yang sama seperti waktu itu?" tanya pedagang itu.
"Okey." jawab Joon Soo.
Joon Soo datang telat ke sekolah, pintu sudah tertutup. Tapi bukan Joon Soo kalau tidak bisa menerobos gerbang yang terkunci itu. Joon Soo meloncati gerbang, Byeol Kim hanya diam terpesona melihatnya.
Di gym, Joon Soo dan temannya sedang di hukum. Ibu guru memukul bagian belakang mereka dengan tongkat kayu.
"Sebenarnya apa kau ini? Pelajar atau anggota anak-anak brandal? Ini sudah seminggu semenjak kalian berdua dihukum." bentak guru, kemudian memukul Joon Soo.
"Bu, ini bukan kesalahan kami. Si brengsek itu duluan yang memanggil kami." teman Joon Soo memberikan alasan agar guru tidak memukul Joon Soo.
"Jika kau tidak melakukan apapun, kenapa mereka sampai meneriakimu, huh?" Ibu guru kembali memukul Joon Soo sampai tongkatnya patah.
"Besok, pihak komite yang akan memutuskan. Mereka akan tetap membiarkanmu di sekolah ini atau mengeluarkan kalian! Jadi, bersiaplah. Satu hal lagi, ajak orang tua kalian besok! Katakan pada Gi-Seok, dia lebih baik harus ada di sekolah besok. Mengerti?!!" lanjutnya seraya berlalu meninggal Joon Soo dan temannya yang kesakitan.
Di rumah Byeol Kim, ayahnya sedang menjemur pakaian sedangkan ibunya tengah mengurus anaknya. Jumlah anak di keluarga ini ada 9 orang. Hhaaha..
"Aku pergi ke sekolah!" anak ke 4 berlari untuk bergegas menuju sekolah.
"Cepatlah. Ingat, hari ini jangan memukuli anak-anak yang lain." nasehat ayah.
"Nomor 1 keluar, nomor 6 disini, nomor 7 di sini. 9 di sini. Tunggu, dimana 8? Sayang, nomor 8 hilang." Ibu mencoba mengabsenn anak-anaknya.
"Periksa lagi. Kim Bohm!" jawab suaminya.
Anak ke 8 berdiri di dekat pintu dengan pakaian dan wajah yang terkena noda. Ibu senang melihatnya, "Kau di sana. Kemari."
Kim Byeol datang. "Ibu."
"Apakah kau pergi keluar dengan piayamu lagi?" tanya ibu.
"Aku ingin pergi ke sekolah!" ungkap Kim Byeol. Ia memasuki rumah dengan terburu-buru.
Ibu dan Ayah terlihat kaget mendengar Kim Byeol akan masuk sekolah lagi.
"Apa yang barusan ia katakan?" tanya Ayah tidak percaya dengan apa yang barusan saja ia dengar.
"Dia ingin kembali bersekolah!" jawab ibu.
"Sekolah?"
Byeol Kim masuk ke sebuah kelas, yang juga merupakan kelas Joon Soo. Seluruh pandangan kelas tertuju padanya. Mereka saling berbisik. Joon Soo kaget saat melihat Byeol kim.
Ibu guru memperkenal Byeol Kim di depan kelas. "Ini Byeol Kim. Dia akan bergabung dengan kelas kita mulai hari ini."
"Hai!" sapa Byeol Kim singkat.
"Dia dulu bersekolah di sekolah ternama Science High School, kalian bahkan tidak dapat memimpikan untuk masuk ke sekolah bergengsi itu. Dia berada di urutan teratas di kelasnya. Tanyakan banyak hal padanya! Let's see. Tempat duduk yang baik untukmu adalah di..." Ibu guru mencoba mencarikan tempat duduk untuk Byeol Kim tapi Byeol segera berjalan ke arah tempat duduk Joon Soo. Ia duduk di sebelah Joon Soo tanpa memperhatikan reaksi kaget Joon Soo.
Ketua kelas terus memperhatikan Byeol Kim.
"Sebenarnya itu adalah tempat duduk yang buruk." ujar ibu guru.
"Apa?" Joon Soo bertanya dengan nada kasar pada Byeol Kim.
"Hai, kita bertemu lagi. Aku Byeol Kim. Ini pasti yang mereka sebut takdir." sapa Byeol Kim ramah diiringi dengan senyumnya.
"Karena ia telah memilih duduk di sampingmu, pastikan sikapmu baik terhadapnya, okay? Mengerti? Cukup sekian." Ibu guru meninggalkan kelas.
"Perhatian!" ketua kelas memberi komando.
"Cukup dan korek hidungmu!" kata Ibu Guru seraya berlalu. Murid-muridnya tertawa mendengar hal itu.
Byeol Kim mengeluarkan seluruh isi tasnya. Bukan buku-buku pelajaran yang memenuhi tasnya, tapi ada banyak mainan.
"Pergi cari tempat lain, saat kau memiliki kesempatan, ok? Pergilah! Pergi." kata Joon Soo pada Byeol yang sedang membereskan letak mainannya di atas meja.
"Ada kotoran di matamu." ungkap Byeol dengan polosnya.
"Apa? Aku tau itu." Joon Soo tertawa. Kebiasaan Joon Soo kalau lagi malu pasti dia ketawa maksa.
"Bukan yang itu, tapi di mata sebelah kiri." ungkap Byeol Kim.
0 Komentar:
Posting Komentar