Sinopsis My Princess - Episode 1
Cast yang lain :
Lee Sun-jae (이순재)..........Park Dong-jae (박동재), kakek Hae-yeong
EPISODE 1 RECAP
Lee Sun-jae (이순재)..........Park Dong-jae (박동재), kakek Hae-yeong
Maeng Sang-hun (맹상훈).....Oh Ki-taek (오기택), ayah Yun-ju
Kang Ye-sol (강예솔)..........Lee Dan (이단), kakak Lee Seol
Im Ye-jin (임예진)............Kim Da-bok (김다복)
Lee Ki-gwang (이기광)........Choi Jun-wu (최준우)
Son Seong-yun (송선윤).......Court lady Shin (신상궁)
Lee Seong-min (이성민).......Lee Yeong-chan (이영찬)
Lee Dae-yeon (이대연)........So Sun-wu (소순우)
Choi Yu-hwa (최유화)..........Kang Seon-ah (강선아), teman Lee Seol
Heo Tae-hee (허태희).........Penasehat (보좌관) So Sun-wu
Chu Heon-yeob (추헌엽).......Yu Gi-gwang (유기광)
Min Jun-hyeon (민준현).......Wartawan (기자)
Park Jeong-wu (박정우).......Ayah Hae-yeong (해영 부)
Ahn Nae-sang (안내상)........Raja Sunjong (순종) - Special appearance
SONG OF THE DAY
Acoustic Collabo – “My One and Only Love” [ Download ]EPISODE 1 RECAP
Adegan dibuka dengan Lee Seol (Kim Tae-hee) yang berjalan dalam istana, mengenakan pakaian putri kerajaan. Bersamanya ada juga rombongan wanita istana yang sedang menuju halaman depan yang di dekorasi dengan hiasan-hiasan. Penari tradisional dan pemain musik yang siap untuk mengadakan pertunjukan.
'Sang putri' berjalan melintasi anjungan dan kursi yang disediakan untuknya, seorang pria yang memakai kemeja dan jas, Park Hae-yeong(Song Seung-heon), bicara melalui earphone-nya. "Sang putri telah tiba,". Kemudian acara-pun dimulai.
Ada penabuh drum, dan juga penari. Seol menatap sambil tersenyum ... dan kemudian acara mulai dengan hingar bingar suara musik dan tarian para penari yang menari dengan anggun memakai baju yang indah. Acaranya sangat meriah sekali.
Seol pikir acaranya sebentar lagi selesai, jadi dia santai duduk di kursi 'Sang Putri' dengan seenaknya. Dia malah menguap, memukul-mukul punggungnya yang pegal, dan juga memegang hiasan kepala yang tak bisa dianggap ringan itu.
Sementara itu, Hae-yeong terus saja memperhatikan seorang bule yang duduk tak jauh dari tempatnya dan sedang asyik menikmati pertunjukan kebudayaan Korea. Hae-yeong juga sesekali memandangi 'Sang Putri' yang tingkahnya aneh itu.
Selesai pertunjukkan, Seol ingin beranjak pergi. Tapi kemudian, ada banyak sekali orang yang ingin berfoto dengannya. Setelah melayani orang-orang untuk berfoto, barulah ia buru-buru beranjak pergi dari singgasana putrinya. Meskipun temannya berteriak memanggilnya.
Hae-yeong menghampiri teman Seol. Ternyata Hae-yeong seorang diplomat. Dan orang bule tadi adalah Putri yang sebenarnya. Putri Stella dari Swedia. Putri Stella ingin sekali berfoto dengan 'Sang Putri'. Sayangnya Seol sudah pergi ke ruang ganti dari tadi dan saat ditelpon, hpnya tak diangkat.
Hae-yeong berinisiatif pergi mencarinya ke ruang ganti. Tentu saja semua orang di dalam ruang ganti berteriak sambil melempari Hae-young dengan apa saja. Ya iyalah mereka marah. Itu kan tempat ganti khusus wanita. Tapi Hae-yeong hanya berkata dia ingin masuk sebentar saja untuk mencari 'Sang Putri'.
Hae-yeong menghampiri teman Seol. Ternyata Hae-yeong seorang diplomat. Dan orang bule tadi adalah Putri yang sebenarnya. Putri Stella dari Swedia. Putri Stella ingin sekali berfoto dengan 'Sang Putri'. Sayangnya Seol sudah pergi ke ruang ganti dari tadi dan saat ditelpon, hpnya tak diangkat.
Hae-yeong berinisiatif pergi mencarinya ke ruang ganti. Tentu saja semua orang di dalam ruang ganti berteriak sambil melempari Hae-young dengan apa saja. Ya iyalah mereka marah. Itu kan tempat ganti khusus wanita. Tapi Hae-yeong hanya berkata dia ingin masuk sebentar saja untuk mencari 'Sang Putri'.
Seol hampir saja memukulnya memakai hiasan kepala 'putrinya' saat ia melihat Hae-yeong masuk. " Kau Sang putri kan? Kenapa tak kau jawab telponnya?" kata Hae-yeong begitu bertemu dengan Seol yang sudah melepas hiasan kepalanya. "Ini ruang ganti wanita. Siapa kau?" teriak Seol. "Ayo keluar sebentar. Ikut aku" kata Hae-yeong sambil menarik Seol keluar dari situ.
Hae-yeong meminta Seol memenuhi keinginan Putri Stella yang ingin berfoto dengan 'Sang Putri dari Korea'. Tentu saja Seol menolak. Karna kerja paruh waktunya sebagai putri sudah selesai dan dia harus segera pergi untuk melakukan kerja paruh waktu yang lain, kalau tidak dia bisa dipecat. Hae-yeong bilang, dia yang akan bertanggungjawab kalau Seol dipecat. Kemudian Hae-yeong menawarkan pembayaran 100.000 won untuk Seol menjadi 'Sang Putri' lagi selama satu jam. Seol tersenyum senang mendengarnya dan dia setuju melakukannya.
Saat Seol berpose dengan sang putri, Hae-yeong mendengar berita terbaru dari Blue House, tentang presiden yang telah mengeluarkan konferensi pemulihan monarki, yang akan dimasukkan ke dalam referandum (pemungutan suara untuk mengambil sebuah keputusan (politik)) negara. Tidak mengherankan, karna dia menghadapi oposisi yang kuat dari politisi lain, yang bersumpah untuk melakukan segala sesuatu untuk mengganti kepala pemerintahan.
Berita tersebut juga muncul di TV. Di tempat lain, berita ini di tanggapi oleh salah seorang taepunim (pemimpin partai), So Sun-wu taepunim tak setuju dengan rencana presiden. Saking ngototnya malah jantungnya sakit.
Hae-yeong dan seniornya membicarakan tentang Presiden yang ingin membuat keluarga kerajaan di akui oleh negara dan juga oleh dunia. Hae-yeong bilang, ia lebih suka dengan apa yang ada sekarang. Tapi senior Hae-yeong bilang, ia lebih suka kalau Korea juga punya keluarga kerajaan, seperti Putri Stella yang diperlakukan tak ada bedanya dengan para selebritis Korea. Semua orang sangat mengelu-elukan Putri Stella.
Selesai berfoto dengan Putri Stella, Seol segera mencari Hae-yeong untuk menagih bayarannya. Tapi sayang, Hae-yeong tak punya uang cash. Dia hanya punya cek. Begitu mengeluarkan cek dari dompetnya, Seol langsung merebut cek itu dengan gayanya yang lucu. Tapi Hae-yeong menarik lagi cek-nya. Tentu saja Seol tak melepaskannya begitu saja.
Hae-yeong bilang itu cek 1juta won. Bukan 100.000 won. Hae-yeong minta Seol mengambilnya kalau dia punya kembalian 900.000 won. Tentu saja Seol tak punya. Seol pun melepaskan kembali cek itu. Hae-yeong kemudian memberi kartu namanya pada Seol. Dan meminta Seol mengirimkan nomor rekening agar Hae-yeong bisa mentransfer bayarannya. Tentu saja Seol marah-marah. Tapi Hae-yeong sudah pergi naik mobilnya karna baru saja di telpon oleh kakeknya, Presdir Daehan yang sedang mengunjungi sebuah makam dan meminta Hae-yeong untuk segera datang.
Di sebuah makam, Hae-yeong melihat kakeknya menghormat pada sebuah makam. Kakek begitu kesulitan membungkuk untuk memberi hormat. Asisten kakek yang juga ayah Yun-ju mencoba membantu kakek untuk bangkit. Tapi kakek bilang dia tak apa-apa. Hae-yeong marah melihat kakeknya yang terus saja seperti itu selama 20 tahun ini. Hae-yeong bertanya, sebenarnya itu makam siapa. Tapi kakek bilang Hae-yeong harus menghormat dulu, baru nanti kakek akan menceritakan makam siapa itu. Tentu saja Hae-yeong marah mendengar hal itu. Dia bilang, begitu kakeknya meninggal dia akan membongkar makam itu, mendirikan sebuah villa disitu dan tinggal di villa itu. Dengan marah Hae-yeong pergi dari tempat itu.
Asisten kakek, Ayah Yun-ju yang juga menemani kakek menyusul Hae-yeong. Jadi kakek hanya sedirian di makam itu. "Yang Mulia, anda pasti telah menunggu dalam waktu yang sangat lama. Tapi sekarang semua persiapannya sudah selesai " ucap kakek.
Seol berangkat ke kampus naik sepeda dengan buru-buru. Dia masuk ke kantor kampus dengan hati-hati tanpa diketahui oleh salah satu staf dosen yang ada disitu, karna Seol takut staf dosennya marah karna dia terlambat datang untuk membantunya mengerjakan tugas di kampus. Temannya, Seon-ah, temannya, dengan bahasa isyarat mengatakan, Seol pasti kena marah. Dan sayangnya dia ketahuan saat menutup pintu.
"Karna asyik bermain sebagai 'Tuan Putri' kau jadi lupa membantuku, Mama (yang mulia)" sindir asisten dosen. Seol mencoba membujuknya agar tak marah. Seol bilang dia terlambat karna ada seorang pria yang tak membayar upah yang dijanjikannya, jadi Seol marah-marah. Tapi biarpun marah, tetap saja dia tak bisa mendapatkan bayarannya.
Saat sedang sibuk merayu, tiba-tiba seorang pria masuk ke dalam hingga membuat ketiganya diam tak berkutik. Profesor Nam Jeong-wu (Ryu Su-yeong) masuk, mereka bertiga pun langsung pasang muka manis.
Jeong-wu memandangi rambut Seol yang lain dari biasanya. Seol bertanya apa Jeong-wu suka model rambut barunya, Jeong-wu hanya senyum-senyum kemudian masuk ke ruangannya.
Jeong-wu memandangi rambut Seol yang lain dari biasanya. Seol bertanya apa Jeong-wu suka model rambut barunya, Jeong-wu hanya senyum-senyum kemudian masuk ke ruangannya.
Profesor bilang pada asistennya, kalau kamar Love Hotel yang dipilihkannya ternyata berisik sekali. Seol dan Seon-ah pun menggoda asisten Jeong-wu itu. Mereka berdua tertawa sedangkan asisten Jeong-wu berteriak marah-marah.
Seol dan Seon-ah ada di kampus, menikmati pelajaran Profesor Nam Jeong-wu. Seon-ah mendengarkan pelajaran sejarah tentang Raja terakhir dinasti Korea (Raja Sunjong) yang disampaikan Jeong-wu dengan baik. Tapi Seol malah membayangkan menghabiskan waktunya sambil memandangi Jeong-wu dan berkhayal menghabiskan 3-4 hari bersama Jeong-wu di Mesir.
Seol asyik dengan khayalannya. Ia ada dalam sebuah piramid, kemudian, profesor yang sedang meneliti sejarah menemukannya dalam sebuah peti mumi. Seol memonyongkan bibirnya minta dicium. Tapi profesor malah takut dan berlari sambil menutup peti mumi. Seol pun berteriak ketakutan saat profesor menutup kembali makam mumi itu. Dan karnanya Seol bergerak hingga membuat makam mumi itu terjatuh. "Profesor" teriak Seol ditengah-tengah pelajaran.
"Ya ada apa?" tanya Jeong-wu yang merasa dirinya dipanggil. Dengan muka merah Seol bilang karna malu Seol bilang dia minta maaf karna dia memikirkan yang lain. Jeong-wu menggodanya. "Kau meneriakkan namaku tapi kau bilang kau memikirkan hal lain? Menarik sekali". Semuanya tertawa.
Kelas usai, jadi semua mahasiswa keluar ruangan kecuali Seol dan Seon-ah. Seol mengamati tulisan hanja yang ada di depannya. Dia bilang, dia seperti mengenal tulisan semacam itu. Seon-ah bilang, tadi profesor menjelaskan tentang tulisan itu saat dirinya tertidur: Itu dari sebuah surat yang ditulis oleh Kaisar Sunjong (Kaisar Dinasti Joseon terakhir). Artefak aslinya hilang dan hanya ada foto, tapi ini adalah penemuan pertama yang menunjukkan keberadaan Lee Yeong, anak Sunjong yang hilang.
Seon-ah juga menambahkan, sebaiknya Seol berhenti berharap pada cinta profesor karna profesor sudah punya pacar. Dan gadis itu adalah cinta pertama Profesor.
Mereka berjalan pulang dari kampus sambil terus membicarakan tentang profesor dan cinta pertama profesor. Seorang wanita yang berprofesi sebagai seorang kurator museum seni. Dia terkenal cantik dan kaya.
Seon-ah juga menambahkan, sebaiknya Seol berhenti berharap pada cinta profesor karna profesor sudah punya pacar. Dan gadis itu adalah cinta pertama Profesor.
Seon-ah meminta Seol pergi lebih dulu. Karna dia harus bekerja di Supermarket. Tapi Seol tak mau dan malah bilang ia ingin melihat-lihat supermarket tempat temannya bekerja. Itu adalah alasan baginya agar bisa berfoto dengan tas koper yang dipajang disana. Seol merasa tas itu cocok sekali untuk dibawanya pergi ke Mesir.
Atasan Seon-ah marah melihat tingkah Seol yang berfoto dengan seenaknya dengan barang pajangan di situ. Seon-ah pun meminta Seol untuk segera turun. Kemudian atasan Seon-ah bilang pada Seol kalau tas itu edisi terbatas dan hanya tinggal satu. Seol terkejut mendengarnya dan ia bingung karna uang yang dikumpulkannya selama dua tahun ini belum cukup untuk membelinya.
Seol melihat-lihat cincin dan kemudian menunjuk satu buah cincin sambil menanyakan harganya. Seol terkejut mendengar harganya selangit, 6juta won. Tiba-tiba seorang pria datang sambil mengatakan pada sales girl untuk membungkus cincin yang tadi ditunjuk oleh Seol
Awalnya Seol tak mengenali pria yang baru datang itu. Tapi kemudian dia terkejut sekaligus senang melihatnya. Pria itu Hae-yeong. Yang masih berhutang 100.000 won padanya. Hae-yeong awalnya juga tak mengenali Seol. Tapi kemudian dia ingat kalau Seol itu 'Sang Putri'.
Hae-yeong kembali menawarkan untuk mentransfer uang ke rekening dia, tapi dia lebih suka dibayar sekarang. Tapi Hae-yeong tak punya uang cash. Bayar cincin tadi juga pake credit card. Makanya Hae-yeong tak bisa membayar Seol. Salesgirl mengatakan ada hadiah khusus karna Hae-yeong berbelanja banyak. Tapi Hae-yeong tak peduli dengan hadian itu. Seol kemudian berjalan mengikuti Hae-yeong. Sampai di parkir mobil, Hae-yeong berhenti karna merasa tak nyaman diikuti Seol terus-terusan. Saat Hae-yeong berhenti, Seol mundur ke belakang.
Akhirnya Hae-yeong pun berbalik dan menegur Seol. "Kenapa kau mengikutiku?" tanya Hae-yeong. "Aku...Aku tahu yang kukatakan padamu itu sedikit kasar. Tapi aku tak pernah menyangka akan punya keberanian untuk meminta ini padamu" kata Seol. "Apa kau terpesona padaku? Benar begitu kan" tebak Hae-yeong. "Tidak. Bukan seperti itu. Lebih baik aku pergi dulu. Tak ada lagi yang perlu kukatakan" kata Seol, kemudian segera berbalik dan bersiap-siap melangkah pergi.
"Yun-ju, apakah persiapan untuk pameran berjalan lancar?" tanya Hae-yeong. "Karena besok acara pembukaannya, kami bekerja keras untuk melakukan persiapannya. Aku bahkan sekarang sedang membersihkan kursi yang dipersiapkan untuk acara besok" bual Yun-ju. (Padahal anak buahnya yang lagi bersih-bersih). "Jangan terlalu keras bekerja. Santai saja" nasehat Hae-yeong. "Tidak aku tak lelah, karna ini adalah hal yang aku sukai. Tapi jika besok kau mentraktirku, aku akan merasa santai" jawab Yun-ju yang tanpa Hae-yeong tahu sedang tersenyum manis pada seorang pria. Pria itu Jeong-wu, Dosen Seol! "Baiklah. Sampai jumpa besok" kata Hae-yeong kemudian.
"Apa kau tak ingin dapat kerja paruh waktu? Hanya menemani dalam pertemuan perusahaan. Oh...struk ini harganya 30,000 won. Bagaimana kalau aku membayarmu dengan ini?" tawar Hae-yeong. "Apa kau tak punya pacar? Kenapa kau tak mengajaknya saja" celoteh Seol. "Apa maksudmu?" Hae-yeong balik bertanya. "Apa kau tertarik padaku?" goda Seol. "Siapa bilang begitu" Hae-yeong tak terima.
Baiklah. Tunggu 3menit saja. Tetaplah disini dan jangan pergi. Tunggu aku dan aku akan membantumu mengatasi cintamu yang bertepuk sebelah tangan itu. Aku akan membuatnya jadi istrimu. Apa kau mengerti? Aku ambil ini ya" kata Seol sambil mengambil struk dari tas yang berisi cincin yang dibeli Hae-yeong.
"Jadi istriku? Benar-benar lucu sekali" kata Hae-yeong sepeninggal Seol yang masuk kembali ke dalam. Hae-yeong tak sabar menunggu Seol kembali. Jadi dia memutuskan untuk pergi. Lalu tiba-tiba saja Seol datang sambil berlari. Okay. "Tunggu. Tunggu.Hei! Kau bahkan tak bisa menunggu 3 menit saja. "Sepertinya kau takkan bisa memakan kacang yang baru saja mendidih seumur hidupmu" hardik Seol.
"Ini untukmu" kata Seol. "Apa ini?" tanya Hae-yeong melihat sarung tangan karet(buat cuci piring biasanya) yang diberikan Seol padanya. "Apa kau sudah berubah jadi bodoh?" ledek Seol. "Siapa yang bodoh? Aish...dasar kau? Sepertinya kau tak mengerti situasinya. Dengan keadaanku seperti sekarang ini, aku menolak dibilang bodoh" kata Hae-yeong tak terima. "Cukup. Kau orang kaya kan? Wanita itu juga kaya kan? Membelikan sesuatu yang mahal untuk wanita kaya. Apa kau pikir akan bisa merebut hatinya? Tentu saja tidak. Saat kau memberikan cincin itu, dadanya takkan berdegup kencang. Itulah kenapa kau harus pergi ke museum untuk membereskan semuanya. Mungkin tahun depan kalian akan merayakan kelahiran anak pertama" terang Seol. Hae-yeong tertawa mendengarnya.
Sementara itu, Jeong-wu sedang berduaan bersama Yun-ju. "Aku benar-benar menyedihkan. Tiba-tiba aku harus mengatur letak anggur merah menurut cara keluarga Korea. Aku harus terus bekerja mengatur ini itu sampai acara pembukaan pameran dimulai. Tak peduli pada apapun, aku harus pergi dan memeriksa museum" kata Yun-ju.
"Duduklah. Ini pertemuan pertama kita setelah 10 tahun" ajak Jeong-wu. "10 tahun? Apa memang sudah selama itu" kata Yun-ju. Yun-ju duduk depan Jeong-wu. "Itulah kenapa aku senang bertemu denganmu sekarang" kata Jeong-wu. "Aku senang melihatmu selalu romantis seperti ini" kata Yun-ju. "Jangan menertawakanku" kata Jeong-wu. "Kau terlalu membingungkan. Aku bingung dengan hubungan kita" kata Yun-ju. "Kau itu hebat. Jangan bercanda mengenai hal itu" kata Jeong-wu. "Haruskah kutunjukkan sesuatu padamu?"kata Yun-ju.
"Apa kau tahu siapa yang akan datang ke pembukaan pameran besok?" kata Yun-ju saat mereka sudah sampai di depan museum. Apa ada selebriti yang akan datang?" tebak Jeong-wu. "Presiden besok akan datang..." kata Yun-hju kemudian. Yun-ju mengajak Jeong-wu masuk ke sebua ruangan. Disana dipajang baju peninggalan kerajaan dan atribut kerajaan lainnya. "Seakan masuk ke dalam istana kerajaan. Aku sangat bangga padamu Yun-ju" kata Jeong-wu sambil memeluk Yun-ju dari belakang. Awalnya Yun-ju menolak. Tapi akhirnya dia diam saja.
"Jangan terlalu banyak berpikir. Tetaplah rileks sampai besok. Setelah besok, takkan ada yang akan mengkritikmu atau meremehkanmu. Semua orang akan tahu bahwa kau seorang kurator yang handal. Semuanya akan jadi sempurna jika saja buku itu ditemukan" ungkap Jeong-wu. Yun-ju melepaskan pelukan Jeong-wu. "Masih belum menyerah untuk menemukan buku itu? Akan sulit jika seorang sarjana mencarinya sendiri" kata Yun-ju, sepertinya Yun-ju menyembunyikan sesuatu.
"Manager sudah menemukan tempatnya. Tapi aku tak tahu bagaimana cara mengumumkannya. Selain itu, kau tahu kan, semuanya butuh waktu" jelas Jeong-wu. Yun-ju mencoba mengalihkan pembicaraan. Dalam beberapa hari ini, museum akan mengadakan perayaan" kata Yun-ju. "Perayaan apa?" Jeong-wu penasaran. "Rahasia. Kalau tiba saatnya, kau pasti akan tahu" jawab Yun-ju.
Sementara itu, ditengah rintik hujan salju, Seol pulang dengan menyeret koper yang diimpikannya! Itu hadiah yang didapat dari struk belanjaan Hae-yeong. (Pantes ja ngotot minta tu struk..hehehe...). Seol mencoba memencet kode password rumah yang ditinggalinya bersama kakaknya, Lee Dan. Dia mencoba memasukkan passwordnya sekali lagi. Tapi pintunya tetap tak mau terbuka. "Apa? Tapi password-nya sudah benar" kata Seol. Kemudian dia menelpon kakaknya. Kakaknya ternyata ada di dalam rumah.
"Aku ingin tinggal sendirian sebentar. Karna aku ingin tinggal sendiri, kau harus pergi dari sini" kata Lee Dan. "Kenapa kau seperti ini? Apa karna ada sesuatu yang pribadi? Haruskah aku memasakkan sup untukmu?" kata Seol. "Aku hanya ingin sendiri. Kenapa kau cerewet sekali. Apa kau tak punya teman?" protes Lee Dan. "Tentu saja aku punya. Banyak. Setiap kakak seperti ini, aku pergi ke rumah temanku. Sekarang aku tak tahu alasan apa lagi yang harus kukatakan. Aku tak peduli apa yang teman-temanku pikir tentangku. Tapi aku khawatir mereka bepikir buruk tentangmu" kata Seol. "Kalau kau khawatir, kau tak perlu datang ke Seoul" kata kakaknya sambil menutup pintu. Seol hanya bisa berteriak dengan kesal sambil membuang sikat gigi milik Seol.
"Kau harus segera pulang setelah makan. Naik kereta api bawah tanah atau bis" kata Jeong-wu setelah selesai makan. "Anda pergi saja dulu. Aku akan pergi nanti" jawab Seol. "Kenapa?" tanya Jeong-wu. "Asisten dosen memintaku mengatur suatu barang. Aku akan langsung pulang kalau sudah selesai" jawab Seol. "Baiklah kalau begitu. Aku pulang dulu. Di lemari ada selimut" kata Jeong-wu. "Baik" kata Seol. Jeong-wu pun pergi.
Saat Seol berbalik, terlihat Hae-yeong yang senyum-senyum. Karna Hae-yeong sebenarnya dari tadi sudah melihat Seol. "Kita ketemu lagi. Aku benar-benar tak menyangka bertemu denganmu di tempat ini" sapa Hae-yeong. "Ketertarikanku pada wawasan sedang terbuka lebar" kata Seol seenaknya. "Kau tak membuntutiku sampai disini kan?" todong Hae-yeong. "Bagaimana mungkin seperti itu" jawab Seol tak terima. "Lalu kenapa kau bersembunyi?" tanya Hae-yeong kemudian. "Aku tak bersembunyi. Aku hanya tak ingin bertemu dengan orang yang sama sebanyak 3x dalam sehari" jawab Seol seenaknya.
"Kau tahu Museum seni Inggris ini milik salah satu grup besar Korea. Presdir nya menggunakan nama anaknya untuk menamai museum ini" kata Seol, tanpa tahu yang sebenarnya siapa Hae-yeong. Karna mereka memang tak pernah kenalan seh.. "Yang dipakai bukan nama anaknya. Tapi nama cucunya. Namanya Park Hae-yeong" jelas Hae-yeong sambil tersenyum simpul. ". "Benarkah? Oh ya. Ternyata kau juga tahu tentang hal itu ya" kata Seol.
Seol terlihat emosi saat bicara tentang Yun-ju. Lalu tiba-tiba Yun-ju mendekati mereka. Seol bingung. Kemudian Seol mencoba melarikan diri saat Yun-ju mulai mendekat. Tapi langkahnya terhenti karna ditahan oleh Hae-yeong. Saat Yun-ju menyapa Hae-yeong, Hae-yeong memperkenalkan Seol sebagai orang yang tertarik pada seorang kurator museum sambil menepuk unggung Seol dengan keras.
Yun-ju harus pergi lagi karna masih ada banyak tamu. Membuta Seol bisa bertanya bagaimana Hae-yeong bisa mengenal Yun-ju. Kemudian Hae-yeong bilang, kalau Yun-ju adalah wanita yang akan diberinya hadiah cincin. Tentu saja Seol sangat terkejut mendengarnya. Kemudian Hae-yeong bilang kalau Yun-ju akan jadi istri seorang pewaris grup besar Korea.
Muka Seol berseri-seri karna mendengar hal itu. "Benarkah?Benarkah?"katanya dengan sangat bahagia. "Kenapa kau begitu bahagia. Bukan kau yang akan menikah" kata Hae-yeong heran. "Benarkah...Maaf. Aku hanya baru saja mengingat suatu hal. Aigo..Bagaimana bisa semuanya jadi bagus seperti ini" kata Seol. Kalau Yun-ju menikah dengan pewaris grup besar Korea, maka dia bisa bersama Jeong-wu! Itulah pemikiran Seol.
Kemudian, Seol menasehati Hae-yeong bagaimana caranya mendapatkan hati Yun-ju. Seol bilang, agar lebih cepat mendapatkannya, maka buatlah Yun-ju cemburu. Lalu tiba-tiba saja Yun-ju kembali ke arah mereka berdua.
"Maaf, Tiap kali kakak datang kesini, aku selalu sibuk. Ini..."kata Yun-ju sambil menunjuk Seol. "Aku pacarnya kakak, namaku Go Eun-byul" kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibir Seol. "Pacar? Kapan kakak mulai tak bercerita padaku kalau kakak punya seorang pacar?" tanya Yun-ju. Hae-yeong menjawabnya dengan tergagap karna dia bingung mau ngomong apa.
"Oppa ayo kita kunjungi ibu. Aku akan menelponnya. Permisi" kata Seol kemudian. Sepeninggal Seol mereka bicara tentang hubungan mereka. Hae-yeong bilang dia tak tega mengatakan hubugannya dengan Yun-ju karna Seol anak yang polos. Yun-ju bilang akting Hae-yeong agak aneh. Untung setelah itu, Yun-ju dipanggil untuk melanjutkan acara pameran museum.
Sebelum Yun-ju pergi, Seol datang sambil mengatakan kalau ibunya mengundang mereka ke rumah karna ibu baru saja memotong ayam untuk mereka. Begitu mendengar Hae-yeong mau datang, ibu sangat gembira mendengarnya. Sebelum pergi, Yun-ju bilang pada Seol untuk datang dan bermain lagi, Dia akan memasakkan sesuatu yang enak saat Seol datang. Seol hanya memandanginya dengan bingung.
Tiba-tiba Seol menarik Hae-yeong. Dia bersembunyi dibalik Hae-yeong karna melihat Jeong-wu yang datang dengan membawa buket bunga. Buat Yun-ju tentunya. Hae-yeong hanya bisa memandangi Seol dengan heran.
Jeong-wu berjalan di belakangnya. Tentu saja Seol kaget melihatnya. Saat ditanya sedang apa malam-malam disini, Seol bilang dia ada tugas yang harus dikerjakan. Kemudian Jeong-wu melihat mie yang Seol bawa. kemudian keduanya makan mie berdua di ruangan Jeong-wu.
"Enak sekali" kata Jeong-wu. "Kenapa professor belum menikah?" tanya Seol. "Aku takut kehilangan popularitasku" jawab Jeong-wu menggoda Seol. "Dasar pembohong. Pacarmu pasti sedih jika dia mendengar kata-kata itu" kata Seol. "Menurut teman-teman, istri anda pasti seorang wanita yang cantik. Benar kan?" tambah Seol. "Ya" kata Jeong-wu. "Jadi benar" kata Seol. "Ya. Cantik?" kata Jeong-wu. "Tipe wanita yang bagaimana yang kau sukai? Yang polos? seksi? manis? imut? Mana yang anda suka?" tanya Seol. "Aku tak tahu bagaimana cara menentukan tipe. Kalau kau, tipe yang mana?" tanya Jeong-wu. "Aku termasuk ke 4 tipe itu" jawab Seol dengan pede-nya. "Aku rasa kau tak seperti itu" kata Jeong-wu.
"Kau harus segera pulang setelah makan. Naik kereta api bawah tanah atau bis" kata Jeong-wu setelah selesai makan. "Anda pergi saja dulu. Aku akan pergi nanti" jawab Seol. "Kenapa?" tanya Jeong-wu. "Asisten dosen memintaku mengatur suatu barang. Aku akan langsung pulang kalau sudah selesai" jawab Seol. "Baiklah kalau begitu. Aku pulang dulu. Di lemari ada selimut" kata Jeong-wu. "Baik" kata Seol. Jeong-wu pun pergi.
"Apa? Bagaimana dia tahu kalau aku akan menginap disini? kata Seol saat menyadari, Jeong-wu tahu kalau dirinya berniat tidur disini malam ne. Seol tidur sambil senyum-senyum sendiri. Senang karna Jeong-wu ternyata memperhatikannya. Kemudian dia malah tak bisa tidur. Jadi, Seol melihat-lihat ruang kerja Jeong-wu, duuk di bangkunya, dan melihat buku yang sedang dibacanya.
Kemudian dia melihat nama seseorang di buku Jeong-wu. Oh Yun-ju. Kemudian dia kirim sms ke teman-temannya. Kemudian dia dapat jawaban. Oh Yun-ju itu kurator museum seni. Dan saat melihat komputer Jeong-wu, ternyata di monitor Jeong-wu juga terpampang wajah seorang wanita, Oh Yun-ju.
Keesokan harinya, Seol memutuskan untuk pergi ke museum seni. Dia masuk dan melihat-lihat disana. Kemudian pandangannya tertuju pada Yun-ju tentunya, yang berdandan anggun dan banyak sekali fotografer yang memotretnya. Lalu tiba-tiba, Seol melihat Hae-yeong yang sedang berjalan mendekat. Tentu saja Seol berusaha untuk menghindar dari Hae-yeong. Tapi sayang, dia lari ke arah yang salah. Dia lari ke arah Yun-ju. Jadi dia ikutan di foto.
Saat Seol berbalik, terlihat Hae-yeong yang senyum-senyum. Karna Hae-yeong sebenarnya dari tadi sudah melihat Seol. "Kita ketemu lagi. Aku benar-benar tak menyangka bertemu denganmu di tempat ini" sapa Hae-yeong. "Ketertarikanku pada wawasan sedang terbuka lebar" kata Seol seenaknya. "Kau tak membuntutiku sampai disini kan?" todong Hae-yeong. "Bagaimana mungkin seperti itu" jawab Seol tak terima. "Lalu kenapa kau bersembunyi?" tanya Hae-yeong kemudian. "Aku tak bersembunyi. Aku hanya tak ingin bertemu dengan orang yang sama sebanyak 3x dalam sehari" jawab Seol seenaknya.
Tiba-tiba Seol bersembunyi dibalik Hae-yeong saat melihat Yun-ju seakan berjalan mendekat. Hae-yeong bilang Yun-ju itu wanita yang sangat cantik. Tapi Seol bilang, Yun-ju itu seperti rubah. Licik. Seol bilang, dalam usia semuda itu Yun-ju sudah bisa jadi seorang kurator museum Inggris. Pasti ada sesuatu dibalik sukses kariernya.
"Kau tahu Museum seni Inggris ini milik salah satu grup besar Korea. Presdir nya menggunakan nama anaknya untuk menamai museum ini" kata Seol, tanpa tahu yang sebenarnya siapa Hae-yeong. Karna mereka memang tak pernah kenalan seh.. "Yang dipakai bukan nama anaknya. Tapi nama cucunya. Namanya Park Hae-yeong" jelas Hae-yeong sambil tersenyum simpul. ". "Benarkah? Oh ya. Ternyata kau juga tahu tentang hal itu ya" kata Seol.
Seol terlihat emosi saat bicara tentang Yun-ju. Lalu tiba-tiba Yun-ju mendekati mereka. Seol bingung. Kemudian Seol mencoba melarikan diri saat Yun-ju mulai mendekat. Tapi langkahnya terhenti karna ditahan oleh Hae-yeong. Saat Yun-ju menyapa Hae-yeong, Hae-yeong memperkenalkan Seol sebagai orang yang tertarik pada seorang kurator museum sambil menepuk unggung Seol dengan keras.
Yun-ju harus pergi lagi karna masih ada banyak tamu. Membuta Seol bisa bertanya bagaimana Hae-yeong bisa mengenal Yun-ju. Kemudian Hae-yeong bilang, kalau Yun-ju adalah wanita yang akan diberinya hadiah cincin. Tentu saja Seol sangat terkejut mendengarnya. Kemudian Hae-yeong bilang kalau Yun-ju akan jadi istri seorang pewaris grup besar Korea.
Kemudian, Seol menasehati Hae-yeong bagaimana caranya mendapatkan hati Yun-ju. Seol bilang, agar lebih cepat mendapatkannya, maka buatlah Yun-ju cemburu. Lalu tiba-tiba saja Yun-ju kembali ke arah mereka berdua.
"Kakak selalu saja membicarakanmu" kata Seol saat mereka bertiga ada di sebuah restoran. "Aku tak pernah dengar dia bercerita tentangmu" timpal Yun-ju. "Kakak memang begitu. Setiap hari dia memanggilku putri jempol. Yang bisa disembunyikan dalam kantongnya agar tak banyak orang yang tahu" bual Seol. "Benarkah begitu?" kata Yun-ju yang tak gampang percaya. "kakak bilang, kau bekerja sebagai seorang kurator pada usan muda. Kau pasti dapat banyak gosip karnanya. Mereka bilang kau ini seperti seekor rubah. Tapi Oppa selalu bilang kau itu tulus bagaikan seorang malaikat" tambah Seol.
"Benarkah Oppa mengatakan seperti itu tentangku?" tanya Yun-ju yang masih penasaran. "Ya. Kau memang bagaikan malaikat Yun-ju" Hae-yeong ikutan bicara. "Oppa selalu tahu apa yang harus dikatakan. Aku tertarik padanya karna pesona Oppa. Dia itu selalu membuatku bahagia. Keluargaku sangat menyukainya. Dia itu pria yang bertanggung jawab pada keluarga" terang Seol".
"Oppa ayo kita kunjungi ibu. Aku akan menelponnya. Permisi" kata Seol kemudian. Sepeninggal Seol mereka bicara tentang hubungan mereka. Hae-yeong bilang dia tak tega mengatakan hubugannya dengan Yun-ju karna Seol anak yang polos. Yun-ju bilang akting Hae-yeong agak aneh. Untung setelah itu, Yun-ju dipanggil untuk melanjutkan acara pameran museum.
Seol bertanya, Yun-ju bicara apa saja saat dia pergi. Hae-yeong bilang Yun-ju tak mengatakan apa-apa. Seol bilang itu aneh. Rasa cemburu itu datangnya spontan. Kenapa Yun-ju tak cemburu padanya. Dia kan lebih muda dari Yun-ju. Kulitnya kan lebih bagus daripada Yun-ju. Dia cuma tak punya banyak uang. (hehehe).
Seol sibuk memperhatikan Jeong-wu yang sedang memandang sambil tersenyum ke arah Yun-ju. Presiden yang juga datang menyalami Yun-ju. Kemudian Yun-ju menyampaikan sambutannya sebagai kurator museum itu. Dia mengatakan melakukan hal ini untuk memulihkan kembali sejarah Korea. Dan dia bilang, dia sudah berhasil mendapatkan sesuatu yang penting untuk menguak sejarah Korea. Orang-orang bisa menyebutnya hari ini sebagai hari yang sangat bersejarah bagi rakyat Korea. Kemudian Yun-ju menunjukkan penemuannya ke semua orang. Yun-ju berhasil menemukan buku kaisar. Dia menamakan buku itu "Lee-yeong, putra yang hilang".
Yun-ju mengatakan kalau didalamnya terdapat cerita yang menguak sejarah tentang kegagalan kekaisaran Korea. Yang karna khawatir anaknya dalam bahaya, kaisar menjauhkan anaknya ke suatu tempat. Semua orang bahagia melihat penemuan Yun-ju. Kecuali Jeong-wu. Ternyata hal ini yang disembunyikannya dari Jeong-wu.
Jeong-wu langsung beranjak pergi dari museum, meninggalkan karangan bunganya begitu saja, diiringi tatapan Yun-ju yang sedikit menyesal dan juga Seol yang sedari tadi terus saja memandanginya.
Jeong-wu langsung beranjak pergi dari museum, meninggalkan karangan bunganya begitu saja, diiringi tatapan Yun-ju yang sedikit menyesal dan juga Seol yang sedari tadi terus saja memandanginya.
"Aku pernah melihat lambang itu" kata Seol pada Hae-yeong. "Kau itu naif apa bodoh. Lambang seperti itu dirumahku juga banyak" kata Hae-yeong. "Bukan begitu. Dirumahku juga banyak sekali patung Budha Maitreya" tambah Seol. "Benarkah?" kata Hae-yeong. "Kau itu tak mau kalah denganku ya? Kita bicarakan hal lain saja. Kau harus mentraktirku" kata Seol sambil menyeret Hae-yeong pergi dari tempat itu, tanpa mendengarkan protes Hae-yeong.
"Untuk wanita yang ingin mendapatkan hati cucu pemilik grup Daehan juga harus mendengarkan nasehatku" kata Seol seenaknya, tanpa tahu kalau cucu pemilik Daehan itu Hae-yeong. Hae-yeong cuma senyum-senyum mendengarnya. "Kenapa kau membeli cincin itu? Untuk ulang tahunnya?Hari jadi?" tanya Seol. "Aku ingin melamarnya" jawab Hae-yeong. Seol berteriak sambil menggebrak meja karnanya. Dia melarang Hae-yeong melamar Yun-ju secepat itu.
Ibu Seol menelpon. Ibunya bilang dia akan bepergian ke Gunung Zhi-yi untuk berdoa. Dia ingin mendoakan kakak Seol, Lee Dan, agar lulus ujian. Ibunya meminta Seol agar jangan lupa memberi makan anjing mereka. Tapi Seol sebal mendengarnya. Seol senang sekali karna ibunya akan pergi minggu ini.
Seol senang sekali ada di rumah sendirian. Dengan begitu dia bisa menghasilkan banyak uang. Dan impiannya pergi ke Mesir pasti akan segera terwujud. Seol membayangkan punya banyak uang dari bisnis menggunakan rumahnya sebagai tempat 'bisnis'. Dia bisa mendapatkan uang dengan menyewakan kamar di rumahnya untuk para tamu! Ato bisa mengumpulkan uang dari bisnis laundry di rumahnya.
Mereka berdua keluar setelah selesai makan mie. Hae-yeong bertanya kenapa Seol senang ibunya tak ada di rumah. Seol bilang, karna rumahnya kosong, dia bisa memakainya untuk 'bisnis'. Dan sebentar lagi impiannya akan bisa terwujud. Seol bercerita kalau dia akan bisa secepatnya pergi ke luar negeri. Hae-yeong pikir Seol berencana belajar ke luar negeri. Tapi Seol menyangkalnya, kemudian dia bercerita sambil bernyanyi saking senangnya.
Ternyata Kakek terkena serangan jantung. Hae-yeong tentu saja sangat cemas karnanya. Saat Hae-yeong masuk ke dalam kamar, Kakek menyebut nama "Lee Seol" terus menerus dengan suara yang lemah.
Saat Hae-yeong bertanya pada Asisten Kakek (Ayah Yun-ju), siapa Lee Seol, Ayah Yun-ju hanya berkata untuk secepatnya menemukan gadis itu. Kakek bersalah pada gadis itu. Hae-yeong bertanya, apakah gadis itu ada hubungannya dengan makam yang sering dikunjungi kakek, Ayah Yun-ju membenarkan hal itu.
Kemudian Hae-yeong bertanya, gadis itu putri terlarang kakek atau putri terlarang ayahnya. Ayah Yun-ju hanya berkata, temukan dulu gadis itu, kalau sudah ketemu, pulang dan tanyakan sendiri pada kakek. Saat mereka berdua bicara, Yun-ju masuk ke situ dan tak mengerti dengan apa yang sedang mereka berdua bicarakan.
Hae-yeong berlalu pergi dari tempat itu, tanpa menghiraukan panggilan Yun-ju. Sementara Yun-ju terus saja bertanya pada ayahnya mereka sedang membicarakan apa. Biarpun Yun-ju bersikap manis pada ayahnya, Tapi tetap saja, Ayah Yun-ju tak mau bercerita apa-apa. Ayah Yun-ju hanya bilang, dia senang Yun-ju tumbuh dengan baik, mendapatkan kedudukan yang baik, tapi dia merasa tak nyaman karna sebenarnya, bukan Yun-ju yang berhak menerima semua ini. Yun-ju hanya memandang ayahnya dengan bingung.
Hae-yeong ada di rumahnya sambil memandangi foto ayahnya. Dia sedih. Matanya berkaca-kaca. Kemudian dia meletakkan foto itu dan segera pergi.
Hae-yeong mengetuk pintu rumah Lee Dan, kakak Seol. "Apakah Lee Seol tinggal disini?" tanya Hae-yeong pada Lee Dan. Lee Dan bilang semalam Seol tak pulang. Hae-yeong kebingungan karna yang dia tahu cuma nama, usia, alamat dan nomor telepon Lee Seol. Jadi Hae-yeong hanya bisa memberikan kartu namanya dan bilang pada Lee Dan untuk menghubunginya kalau Lee Seol pulang. Lee Dan yang sejak awal tertarik pada Hae-yeong bilang, "Tunggu sebentar, Aku tahu dia ada dimana. Jika aku memberitahumu, aku masih bisa menelponmu?".
"Apa namamu Lee Seol?". Seol berbalik dan melihat Hae-yeong. Dia tertawa karnanya. "Senang bertemu denganmu. Bagaimana kau bisa kemari?" tanya Seol keheranan. "Namamu benar Lee Seol?" Hae-yeong balik bertanya. "Nama yang cantik kan? Banyak orang bilang aku cantik karna memiliki nama itu" kata Seol. "Bukankah kau bilang namamu Go Eun-byul ?" tanya Hae-yeong lagi.
Seol pun menjelaskan kalau dia takut dikenali. Dan kenapa Hae-yeong sepertinya aneh. Hae-yeong bertanya kenapa dia harus menipunya. Seol bilang itu hanya strategi persaingan. Kemudian Seol bertanya kenapa Hae-yeong ada di rumahnya. Bagaimana dia tahu nomor telpon Seol. Hae-yeong bilang, untuk seorang diplomat seperti Hae-yeong, hal seperti itu hanya masalah kecil.
"Kau tak sedang menyelidikiku kan?" tanya Seol curiga. Hae-yeong agak emosi karnanya. "Ini menggelikan sekali seorang diplomat berkata seperti itu" ledek Seol. "Kau tahu siapa aku sejak awal kan?" tuduh Hae-yeong. "Ya Tuhan, narsismu itu sudah benar-benar keterlaluan" protes Seol sambil tertawa geli. "Kita cari tahu nanti. Apa ada kamar yang kosong?" tanya Hae-yeong. Seol menatap Hae-yeong dengan bingung. "Aku akan menginap disini sampai besok" tambah Hae-yeong. "Kenapa?" tanya Seol masih bingung. "Kenapa? Apa kau tak suka? Bukankah kau bilang kau ingin mengumpulkan uang?" kata Hae-yeong. Seol pun sadar. Dia tertawa senang sambil berteriak. "Selamat datang pengunjung......".
Photo : Drama Beam
Shared & Edited : Drama asia Lovers
0 Komentar:
Posting Komentar